HOME | CONTACT US | ABOUT
Always On:

Ketegaran Rasulullah di Uhud

Setiap manusia yang lahir keatas dunia ini selalu diuji untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya. Ujian yang paling berat dialami oleh para kekasih Allah yaitu para NabiNya yang selalu menyeru kepada kebaikan dan kampung akhirat. Kemudian orang orang yang bertaqwa dari golongan kaum yang berserah diri kepada Allah seperti kaum sholihin, shiddiqin, dan para mujahid pembela agama Allah

Demikian pula halnya dengan Rasulullah SAW, dia telah mengalami ujian dan cobaan yang sangat hebat. Diawal dakwahnya ia difitnah sebagai tukang sihir, pelantun syair, pembawa berita bohong dan pendusta hingga akhirnya Rasulullah SAW diusir dari kampung halamannya dan dikejar kejar mau dibunuh oleh orang orang yang sudah jelas kesyirikan dan permusuhan mereka kepada Allah.

Satu lembaran sejarah juga perlu diingat yaitu meski Rasulullah SAW sudah exist ditengah tengah warga Madinah tapi tetap saja ujian dan cobaan senantiasa menemani hidupnya. Inilah fitrah dari seorang Pesuruh Allah, mereka akan senantiasa diuji dan diberi cobaan untuk mengangkat derajat mereka ketempat yang tinggi.

Siang itu Rasulullah SAW masih mencoba bertahan dengan sebilah pedang yang digenggamnya kuat kuat. Sebagi resiko atas ketegarannya dalam mengahadapi pasukan musuh dari arah Mekkah maka ia mengalami luka yang belum pernah ia terima seperti siang hari itu. Benar saja, saat itu Rasulullah SAW menerima kurang lebih pukulan pedang musuh sebanyak tujupuluh kali. Tapi atas bantauan dari Allah maka Nabi SAW dilindungi dari keburukan berupa kematian. Siang itu Rasulullah dan para sahabatnya sedang berjihad di bawah bukit Uhud. Pada pertempuran kali ini tidak ada pihak yang menang dan kalah. Masing masing pihak mengalami cedera dan belum bisa mematahkan kekuatan musuh dengan sempurna serta target yang tidak dicapai baik oleh pasukan kaum muslimin ataupun pasukan kafir Quraisy.

Imam Muslim didalam Sahihnya bercerita bahwa pada perang Uhud Rasulullah menderita luka dirahang hingga retak, dari bagian kepala didapati bahwa Beliau SAW juga mendapati bahwa kepalanya bocor dan mengalirkan darah. Demikian berat luka yang diterima oleh Rasulullah, Beliaupun bersabda “ Bagaimana mungkin akan berjaya suatu kaum yang melukai Nabi mereka dan mematahkan rahangnya padahal ia mengajak kepada Allah”. Sedangkan dibagian bawah tubuhnya, Rasulullah SAW mengalami luka di lutut akibat terperosok pada sebuah lubang yang digali oleh kaum Musyrikin atas usul dari Abu Amir Al Fasiq

Sedangkan kening Rasulullah SAW tergores oleh sabetan pedang musuh dan mengalirkan darah hingga membasahi jenggotnya. Demikian pula dengan bibirnya yang mulia mengalami sebuah sobekan dan hidungnya juga terluka. Pasca dari perang Uhud Rasulullah tidak kuat berdiri lama karena tubuh yang sangat lemas dan tidak bertenaga. Dan saat memimpin sholat maka Beliau lakukan dengan duduk yang kemudian diikuti oleh para sahabatnya sholat dengan duduk pula. Apabila hendak bangkit maka sahabat Thalhah bin Ubaidillah duduk dibawah Rasulullah kemudian dia membantunya untuk mengangkat Rasulullah bangkit dari tempat duduknya.

Kalau Rasulullah SAW saja diuji maka bagaimana dengan kita ??. pantaskah kita mengharap syurga bila hidup kita tidak pernah diuji. Sesungguhnya dunia ini adalah rumah ujian dan akhirat adalah rumah peristirahatan.

No comments:

Post a Comment